Senin, 30 September 2013

Foto SPG Cantik di IMS 2013

IMS atau Indonesian Motor Show 2013 yang diadakan 20-29 September 2013 di JI Expo, PRJ dipenuhi dengan ratusan SPG cantik. Bukan SPG biasa, SPG yang ada di IMS ini merupakan SPG pilihan. Bukan hanya cantik dan seksi, namun mereka sudah diberi pelatihan khusus untuk memamerkan mobil yang ada.


 


Seperti sekolah modeling, SPG tersebut dilatih mengenai make up dan cara berdiri yang bagus. Dan tentu saja pengetahuan tentang mobil yang dipamerkan. Training tersebut dilaksanakan sekitar 3 hari sebelum pameran dilaksanakan.



Mengenai honor, IMS 2013 ini merupakan incaran para wanita muda yang memang berprofesi sebagai SPG. Bahkan ada beberapa lulusan sekolah modeling yang menjadi SPG di ajang pameran ini. Hal tersebut karena honor SPG IMS jauh lebih besar daripada honor SPG untuk acara lain, bisa sekitar tiga kali lipat. Untuk SPG kelas junior, mereka mendapatkan 600-700 ribu per shift. Sedangkan SPG senior mendapatkan 700-800 ribu per shift. Bahkan untuk SPG khusus yang sekaligus model, bisa mendapatkan 1 juta untuk satu shift. Satu SPG bisa mendapatkan maksimal 11 shift, namun tak jarang mereka mengambil jatah shift teman nya yang berhalangan. Bandingkan dengan honor untuk acara PRJ Jakarta Fair yang sekitar 300 ribu per shift.



Honor yang besar, tentu saja pekerjaan yang dilakukan lebih susah. Tidak semua SPG bisa mendapatkan pekerjaan SPG di IMS, mereka mengalami proses seleksi yang lumayan ketat. Untuk wanita yang tidak suka atau berani berpnampilan seksi, jangan harap bisa jadi SPG di IMS. Bahasa Inggris juga, SPG yang lolos seleksi disyaratkan menguasai bahasa Inggris. Tidak sedikit orang asing yang datang ke acara IMS ini.





Banyak juga SPG yang mengalami perlakuan tidak senonoh dari pengunjung. Mulau dari sekedar menggoda, sampai ada yang mencolek. Paling banyak adalah meminta PIN BB, nomor handphone, atau account Facebook. Para SPG harus pintar-pintar menyiasati hal tersebut, tidak boleh marah-marah dan pasang muka jutek. Mereka yang sudah berpengalaman biasanya memberikan nomor hp palsu sambil tetap tersenyum.





Kamis, 16 Mei 2013

Backpacking Pulau Harapan


Pulau harapan adalah salah satu pulau di kepulauan seribu.

Kita berangkat naik taxi dari Grogol. Tadinya rencana naik angkot merah 01, tapi berhubung ternyata kita ber 3, mendingan patungan taxi. Lagian kalau naik angkot, tidak sampai langsung di muara angke, harus jalan dulu dan jalanannya becek. Sampai di muara angke jam 6 lebih, sudah ada anak2 lain yang menunggu di sana. Kita total berangkat 20 orang.

Kapal berangkat tepat jam 7 pagi, on time juga kapal nya. Kapal tiba setelah melewati pulau pramuka, kira2 jam 10.30 sampai di pulau Harapan. Pulau ini lumayan kecil, bisa jalan kaki dari ujung keujung. Dan untung nya sudah ada listrik 24 jam, tidak seperti pulau Pramuka yang listrik nya cuma sore sampai malam. Setelah makan siang, kita snorkling sampai sore. Tepat selesai snorkling, kita kembali ke pulau Harapan dan sempat menikmati Sunset.

Karena tidak ada model, terpaksa saya yang jadi model nya. Namun cukup siluet saja 

Untuk view sunset yang paling bagus, sebaikanya berjalan dulu ke ujung pulau paling barat. Awan sunset ini menimbulkan keinginan untuk membuat foto HDR



Setelah snorkling, kita bersantai di rumah sewaan yang memiliki 3 kamar. Ada 1 televisi, dan 2 kamar mandi. Malamnya kita sempat berjalan keliling pulau. Walaupun ada listrik, namun di bagian ujung agak2 gelap. Lalu kita tidur karena rencana pagi2 sudah bangun untuk menikmati sunrise dan keliling ke pulau2 lain sekitar pulau harapan

Jam 5 pagi saya sudah stand by untuk melihat sunrise. Kali ini kita harus berjalan ke ujung paling Timur untuk mendapatkan view terbaik. Dermaga tempat kita datang ada tepat di tengah2.

Ini jam 5:15, masih sulit melihat. Ini menggunakan ISO tinggi (800) dan Shutter Speed lambar (20 detik)
Sunrise paling bagus sekitar jam 5:45. Saya menggunakan lensa wide 8mm dan tripod untuk foto ini.


Setelah Makan pagi, kita keliling ke pulau2 lain. Ada pulau yang memiliki penangkaran kura-kura, tapi saya lupa nama pulau nya. Kalau tidak salah pulau Bira

Setelah makan siang, kita berangkat pulang ke Muara Angke. Kapal berangkat jam 13:00

Selasa, 30 April 2013

RESIDENT EVIL: OPERATION RACCOON CITY



Raccoon City adalah kota dimana warga kota telah berubah menjadi zombie yang dikarenakan wabah dari senjata biologis (virus-T) yang dikembangkan secara ilegal oleh perusahaan Umbrella.



Wolfpack adalah sebuah unit pasukan khusus besutan Umbrella yang memang dibentuk untuk membereskan masalah “outbreak” di Raccoon City. Tim yang beranggotakan Lupo, Vector, Beltway, Spectre, Bertha, dan Four-Eyes ini ditugaskan untuk sebuah tugas yang begitu krusial – menghancurkan setiap barang bukti yang mungkin menghubungkan Umbrella dengan bencana yang satu ini, menyelamatkan beragam aset penting, dan membunuh siapapun saksi mata yang selamat dari Raccoon City.





Sedangkan pemerintah US menerjunkan pasukan khusus (Special Ops) dengan tujuan mencegah dan mengambil bukti kegiatan ilegal perusahaan Umbrella yang telah menimbulkan kekacauan besar di Raccoon City.






Leon S. Kennedy yang merupakan seorang anggota Raccoon Police Department (RPD) yang terlibat dengan insiden di RAcoon City



Dan yang tidak boleh ketinggalan, tentu saja Ada Wong!!





Senin, 01 April 2013

Light Modifier Falcon Eyes


Setelah beli di Focus kapan lalu, baru sempat mencoba sekarang. Kebetulan Yuki datang ke rumah, langsung jadikan dia model untuk mencoba Light Modifier ini. Light Modifier keluaran Falcon Eyes ini terbilang all in one. Lengkap, semuanya dalam ukuran kecil. Jadi praktis untuk dibawa keluar. Selain Falcon Eyes, saya juga mencoba payung standar yang biasa saya gunakan untuk perbandingan. Dan juga flash tanpa modifier apa apa yang ditembakkan dengan cara dipantulkan.

Pemotretan dilakukan di dalam kamar berukuran 3x3 meter, dengan Yuki sebagai model duduk di meja dengan jarak setengah meter dari tembok. Sengaja diletakkan setengah meter dari tembok, jadi kita bisa melihat hasil bayangan yang dihasilkan oleh flash modifier. Flash diletakkan 45 derajat di sebelah kanan, sejajar dengan kamera, setinggi mata model. Power dari flash diatur otomatis dengan TTL. Saya berusaha memperhatikan bayangan yang dihasikan, bukan untuk mengukur seberapa jauh modifier mengurangi kekuatan dari flash.



Soft Box

Terdiri dari 4 kawat untuk rangka, dan lapisan kain yang bisa dipasang, modifier ini cukup praktis dibandingkan dengan soft box lain. Kecil, mudah untuk diselipkan di tas. Walaupun pertama cukup kesulitan untuk memasang soft box ini, namun setelah terbiasa soft box ini dapat dipasang dengan waktu sekitar 15 detik. Dengan ukuran 20x30 cm, sebenarnya kurang besar untuk membuat foto full body. Tapi bisa dibilang cukup untuk half body atau head shot. Yang menarik dari soft box ini, terdapat 6 kain warna warni yang bisa digunakan untuk efek warna. Kain warna warni ini cukup praktis, tidak seperti color gel lain yang terbuat dari plastik. Warna yang dihasilkan cukup kuat, tidak seperti color gel yang warna nya kurang kuat. Sayang nya, efek warna ini hanya bisa digunakan di soft box. Sangat lebih enak kalau efek warna bisa digunakan di semua modifier Falcon Eyes.

Soft Box

Soft Box dengan lapisan kain biru


Honey Comb

Honey Comb dari Falcon Eyes digunakan untuk membuat degradasi dari bagian yang terang ke bagian yang gelap. Cocok untuk membuat efek vignete. Perhatikan vignete yang dihasilkan membentuk degradasi yang menarik. Lebih bagus daripada vignete yang dihasilkan melalui olah digital. Sayang nya cahaya di pusat termasuk kasar, hampir sama seperti flash tanpa modifier apa apa.

Honey Comb


Snoot

Bila ingin flash hanya menerangi sebagian kecil dari model, Snoot merupakan alat yang tepat. Perhatikan yang terang hanya di bagian muka. Bayagan yang dihasilkan cukup kasar, baik bayangan di tembok atau bayangan di wajah. Modifier ini lebih cocok digunakan untuk background light daripada untuk menerangi wajah model. Terbuat dari besi, modifier Falcon Eyes ini paling berat dibandingkan dengan yang lain.

Snoot


Barn Door

Barn Door digunakan untuk mengatur luas cahaya yang masuk ke frame. Perhatikan bayangan di belakang model, arah kanan gambar. Tampak vignete yang berbeda dengan vignete dari Honey Comb. Vignete nya pun hanya ada di kanan atas, itu diatur dari Barn Door nya. Vignete nya tampak lebih kotak daripada vignete dari Honey Comb. Hasil bayangan yang dihasilkan sangat kasar, sama seperti bayangan tanpa modifier apa apa.

Barn Door



Beauty Dish

Modifier ini agak ribet dibawa di tas. Bentuk nya seperti mangkok, perlu ruangan agak besar untuk menyimpan. Bayangan di wajah yang dihasilkan cukup unik, hampir sama seperti soft box. Menurut saya, bayangan di wajah dari modifier ini sedikit lebih bagus daripada soft box. Namun bayangan di dinding yang dihasilkan oleh soft box lebih enak dilihat mata.

Beauty Dish



Globe

Paling luas, paling susah untuk dibawa di tas. Sebaiknya gunakan tas terpisah untuk membawa modifier ini. Kalau perlu, sekalian dengan kotak nya. Sifat cahaya yang disebarkan modifier ini adalah menyebar ke segala arah. Hampir tak ada perbedaan bila globe diarahkan ke atas atau langsung ke model. Karena pengambilan gambar dilakukan di dalam kamar, hasil dari modifier ini yang paling bagus. Bayangan tampak halus, baik bayangan di wajah ataupun di tembok belakang model.

Globe diarahkan ke atas

Globe diarahkan ke model



Sekarang untuk perbandingannya, kita lihat hasil dengan payung shoot through standar dan flash yang dipantulkan di tembok tanpa modifier. Tampak bahwa payung standar masih lebih bagus daripada modifier dari Falcon Eyes. Falcon Eyes lebih praktis, dengan ukuran yang kecil kecil. Gampang dibawa di tas, dan tidak jatuh tertiup angin. Untuk indoor, di mana flash bisa dipantulkan,  tampak juga bahwa hasil memantulkan flash masih lebih bagus daripada modifier mini dari Falcon Eyes. Namun perlu diperhatikan bahwa memantulkan flash harus memperhatikan warna tembok. Warna flash akan sedikit berubah tergantung material dan warna bahan yang digunakan untuk memantulkan cahaya flash.

Umbrella

Flash dipantulkan ke atas

Flash dipantulkan ke samping belakang



Untuk melihat bayangan wajah, diambil lagi foto yang benar benar head shot. Modifier yang tidak cocok untuk digunakan di wajah tidak disertakan di sini. Barn Door, Snoot, dan Honey Comb lebih cocok untuk background light. Di sini tampak bahwa warna cahaya yang dipantulkan sedikit berubah. Globe juga, cahaya dari globe ada yang terpantul juga walaupun flash dengan globe ditembakkan langsung ke arah model. Tampak juga bahwa payung masih lebih bagus dari soft box, dan beauty dish menghasilkan bayangan wajah paling unik.

Soft Box

Beauty Dish

Globe

Umbrella

Flash dipantulkan ke atas

Flash dipantulkan ke samping belakang



Dari sini, saya simpulkan bahwa modifier Falcon Eyes lebih berguna untuk menerangi background daripada model. Misalnya dengan Barn Door, Snoot, ataupun Honey Comb. Bisa juga untuk menggunakan efek warna, warna yang dihasilkan soft box Falcon Eyes lebih bagus daripada color gel biasa. Sedangkan menerangi model dengan modifier Falcon Eyes digunakan agar praktis. Payung standar memerlukan tas tambahan untuk dibawa, biasanya digabung dengan tas tripod. Sedangkan modifier dari Falcon Eyes rata-rata tidak memerlukan tas tambahan kecuali untuk Globe. Kelebihan lain dari Falcon Eyes,  soft box nya tidak terbang terkena angin bila dibandingkan dengan payung. Untuk keadaan outdoor berangin, saya lebih memilih Beauty Dish atau Soft Box Falcon Eyes daripada payung. Sedangkan untuk indoor, Globe merupakan pilihan terbaik. Selain tidak perlu memantulkan cahaya flash, warna juga tidak terlalu terpengaruh dengan warna tembok. Untuk tujuan kualitas, payung standar masih lebih baik, gunakan pemberat di tripod agar tidak terbang terkena angin.








Jumat, 29 Maret 2013

Captain America and Light Painting



Kali ini kita akan mencoba menggabungkan cosplay dan Light Painting, yaitu menggunakan Captain America sebagai model, ditamahkan dengan efek Light Painting. Untuk memerankan Captain America, diperlukan model dengan otot yang besar. Binaragawan cocok untuk memerankan Captain America.




Untuk melakukan Light Painting, diperlukan kondisi yang gelap. Maka dipilih lapangan parkir timur Senayan pada tengah malam untuk lokasi. Percobaan pertama dilakukan dengan speed 30 detik. Laight Painter bekerja mengunakan Stick Light sambil menghitung waktu, flash ditembak tepat kira-kira sebelum detik ke 30.



Setelah beberapa kali percobaan, metode 30 detik ini terasa kurang efisien. Beberapa kali flash ditembak terlambat, jadi Captain America nya jadi siluet. Ada juga yang Light Painter nya terlambat menjauh, jadi badan dia masuk ke frame. Maka digunakan metode lain, yaitu menggunakan Bulb. Perlu wireless shutter untuk bulb, dikhawatirkan kamera sedikit goyang bila melakukan bulb tanpa wireless shutter. Dirasakan cara ini jauh lebih baik, tinggal tekan lagi tombol shutter begitu flash ditembak. Tidak perlu sibuk menghitung waktu 30 detik, Light Painter bisa bekerja lebih nyaman.



Setelah puas dengan Capain America, dicoba konsep lain. Menggabungkan model dengan Captain America. Dengan konsep Captain America melindungi seorang wanita. Light Painter membuat efek di sekitar tameng Captain America seperti seolah-olah baru menangkis serangan lawan.



Dari hasil ini, masih banyak yang dirasakan kurang. 1 buah flash untuk Laight Painting dirasakan kurang, terutama bila ada lebih dari 1 model. Dapat dilihat bahwa rambut Captain America yang berwarna hitam (sayang Captain America nya tidak menggunakan topeng) menjadi tersamar dengan background hitam. Kekurangan kedua adalah tempat yang masih kurang gelap. Tampak cahaya jalanan di kejauhan masih kelihatan. Saat dilihat mata, tampak sudah cukup gelap. Namun shutter speet 30 detik membuat sedikit saja cahaya menjadi kelihatan lebih banyak. Sepertinya lebih bagus menggunakan tembok beberapa meter di belakang model untuk background.

Rabu, 27 Maret 2013

Code Breaker 03: Yuuki Tenpouin


Yuuki Tenpouin adalah Code Breaker dengan kode 03 dari anime Code Breaker. Dia tampak seperti lelaki manja, namun garang. ketika marah. Bahkan disebut Code Breaker yang paling barbar.



Untuk photo session ini, model nya adalah Kei. Di sini Kei (cewek) cross menjadi Yuuki (cowok). Seperti biasa, ada sedikit masalah di bagian dada saat seorang cewek berusaha memerankan cowok.



Pengambilan gambar dilakukan di Taman Menteng. Tempat yang sangat cocok untuk melakukan photo session. Selain karena biayanya murah (saya membayar 20 ribu ke satpam untuk photo session ini), dan lokasi nya yang strategis karena berada di tengah-tengah (Jakarta Pusat). Karena tidak menemukan backgrond putih polos, digunakan background putih agak abu abu dari rumah kaca yang terdapat di Taman Menteng. Rencananya, background akan digati dengan olah digital.



Sayang photo session dilakukan dengan waktu terbatas karea Kei harus segera kuliah. Jadi tidak ada kesempatan untuk mencoba berbagai pose, dan tidak sempat juga menggunakan flash. Di bawah adalah satu satuya foto yang dilakukan dengan menggunakan flash. Flash diletakkan di kiri dengan payung. Ada masalah juga dengan flash kedua yang dipasang sebagai slave. Rupanya mata kucing flash YongNuo tidak dapat menangkap kilatan flash utama dalam kondisi terik. Setelah beberapa kali percobaan dan flash slave gagal menyala, akhirnya diputuskan mengginakan satu buah flash saja.



Photo Session Code Breaker kali ini hanya dengan satu karakter (Yuuki Tenpouin). Lain kali akan dilakukan photo session Code Breaker lagi dengan anggota Code Breaker yang lebih lengkap. Tidak sabar menunggu Kei mengumpulkan cosplayer lain yang mau cosplay Code Breaker.

Rabu, 13 Maret 2013

Perbandingan High ISO Sony Alpha A99


Saat ini, Sony Alpha A99 adalah kamera Full Frame andalan Sony.  Dengan harga sekitar 26 juta, kamera ini dilengkapi dengan fitur unggulan seperti 24 Megapixel, 10 FPS, Dual Autofocus, Autofocus AF-D, rticulated LCD, dll. Kita tidak akan membahas fitur-fitur tersebut, namun hanya akan melihat kemampuan High ISO dari kamera ini.

Untuk ukuran Full Frame keluaran terbaru, sudah selayaknya kamera ini mampu menghasilkan noise yang rendah di ISO tinggi. ISO adalah kepekaan sensor terhadap cahaya, semakin tingi ISO, semakin peka sensor terhadap cahaya. Hal ini diperlukan untuk melakukan pemotretan di keadaan gelap atau ingin menghasilkan shutter speed yang tinggi. Kelemahannya, makin tinggi ISO maka akan memunculkan noise pada hasil foto. Makin bagus sensor, makin sedikit noise yang dihasilkan saat menggunakan ISO tinggi. Menurut saya pribadi, hal inilah yang paling berperan dalam menentukan suatu sensor kamera bagus atau tidak. Maka mari kita coba Sony Alpha A99 di ISO tinggi tanpa Noise Reduction (untuk benar-benar mengetahui kualitas sensor). Di sini saya menggunakan lensa Carl Zeis 85mm f1.4 untuk pengetesan.

ISO 1600

ISO 3200


ISO 6400

ISO 10000


Untuk ukuran ini, tampak noise yang dihasilkan amat minim. Mari kita lihat hasil yang sudah di crop 100%


ISO 1600

ISO 3200
ISO 6400

ISO 10000


Untuk ISO 1600, tampak noise masih terjaga dengan baik. Bahkan hampir tidak terlihat bila gambar tidak di crop. ISO 1600 adalah batas di mana noise mulai muncul di Sony Alpha A99. Foto dengan ISO di bawah 1600 tidak saya sertakan karena noise yang dihasilkan semua hampir tidak ada.

Noise mulai mengganggu di ISO 3200 walaupun hanya muncul di bagian2 gelap. Noise makin parah di ISO 6400, sedangkan di ISO 10000 kualitas mulai tidak bisa diterima. Ini adalah batas acceptable quality, jangan pernah menggunakan di atas ISO 10000 dengan Sony Alpha A99.

Berdasarkan hasil ini, saya tidak akan ragu ragu menggunakan ISO 1600 ke bawah. Untuk keadaan gelap, mulai menggunakan ISO di atas itu. ISO 10000 hanya dalam keadaan terpaksa, dan tidak akan melakukan pemotretan lebih dari itu. Untuk ukuran kamera full frame jaman sekarang, tampak bahwa Sony lebih mengandalkan program Noise Reducion di dalam kamera daripada menciptakan sensor yang bagus. Sayang saya tidak melakukan perbandingan Head to Head dengan kamera lain, namun saya sertakan foto High ISO (ISO 3200) dari Nikon D3S yang jauh lebih kuno (keluaran 2007).

ISO 3200 dengan Nikon D3S