Jumat, 26 Oktober 2018

Backpacking Bali

Di Bali, terdapat tiga pulau kecil yang mirip dengan 3 Gili di Lombok (Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno). Tiga pulau tersebut adalah Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Ketiganya mirip, yaitu satu pulau utama yang agak besar (Nusa Penida mirip dengan Gili Trawangan), dan dua pulau sisanya berukuran lebih kecil. Secara garis besar, bedanya adalah ketiga Nusa di Bali merupakan tempat wisata yang tenang, cocok untuk keluarga. Sedangkan , tiga Gili di Lombok lebih berisik hingar bingar, cocok untuk remaja penggemar pesta pinggir pantai.

Perjalanan saya ke tiga Nusa ini berawal dari Bali. Mendarat di Bali langsung ambil taksi dari bandara menuju pelabuhan Sanur. Walaupun taksi dari bandara sudah mematok harga tertulis, namun rupanya masih bisa ditawar. Mungkin karena pengunjung agak sepi gara-gara gempa yang baru terjadi di Lombok.

Dari pelabuhan Sanur, langsung menuju Nusa Lembongan. Saya menginap di Nusa Lembongan semalam dan dua malam di Nusa Penida. Tujuan awal saya setiba di Nusa Lembongan adalah menuju Nusa Ceningan. Transportasi yang paling umum di sini adalah dengan menyewa motor. Terdapat jembatan yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, jembatan tersebut disebut Jembatan Kuning. Jadi dengan motor, tidak perlu sewa kapal lagi dari Nusa Lembongan menuju Nusa Ceningan. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Blue Lagoon.




Hari kedua diisi dengan kegiatan snorkeling. Tujuan utama trip ke Bali ini adalah untuk mendapatkan foto ikan Manta. Bersama dengan teman saya yang juga merupakan freediver, kita menjumpai banyak Manta di Manta Point. Tips untuk mendapatkan foto Manta adalah berangkat pagi-pagi. Sebelumnya saya sudah pernah ke sini dua tahun lalu, namun tidak mendapatkan Manta karena berangkat terlalu siang. Visibility di Manta Point ini sedikit jelek, memang Manta biasanya ada di tempat yang keruh.






Selain Manta, kita juga snorkeling di Crysal Bay di Nusa Penida. Air di Crystal Bay ini sangat bening, beda jauh dengan di Manta Point. Tidak ada Manta, teman saya yang merupakan anak Freediver yang menjadi model nya. Untuk model underwater, konsep yang menarik adalah menjadi seekor Mermaid. Monofin dilapisi dengan Mermaid Tail, jadilah nampak seperti Mermaid. Perlu diingat berenang menggunakan Mermaid Tail ini tidaklah mudah, perlu latihan Dolphin Kick yang cukup.







Setelah puas dengan foto underwater, kami menuju ke Nusa Penida. Menginap di Nusa Penida dua malam, waktunya untuk foto Landscape. Sayang sunset yang saya jumpai kurang bagus, hanya mendapatkan langit biru saja. Spot foto paling unik di Nusa Penida adalah di Angel Billabong. Ini adalah kolam alami yang terisi air dari air laut yang pasang. Bila ombak sedang tinggi, kolam ini akan terpenuhi air. Cukup berbahaya, beberapa kali turis terserat ombak hingga ke laut, dan meninggal terhempas ombak ke bebatuan yang tajam. Saya bilang berbahaya karena sekilas kolam ini tampak tenang sekali, namun ombak bisa tiba-tiba datang tanpa peringatan. Sekarang tempat ini sudah tidak diijinkan untuk masuk ke air. Jadi rencana untuk memotret mermaid di sini gagal.




Tidak jauh dari Angel Billabong, terdapat Secret Beach. Sebenar nya ini bukanlah pantai, namun teluk yang terisi air dari laut melalui cela di batu yang menyerupai terowongan. Mirip dengan Angel Billabong, namun ukurannya jauh lebih besar. Tidak bisa turun di sini, hanya bisa menikmati pemandangan dari atas.





Hari terakhir kita menginap di Bali. Kita sempatkan menuju Klingking Beach. Di sini terdapat T-Rex Bay, jurang yang bila dilihat dari atas mirip Tyranosaurus-Rex. Di kanan kiri nya terdapat pantai yang indah. Tidak ada jalan menuju pantai sebelah kiri.





Di pantai sebelah kanan, telah disediakan anak tangga sederhana terbuat dari tali dan bambu. Lumayan melelahkan perjuangan untuk turun, kira-kira perlu waktu selama satu jam. Pantai nya memiliki pasir putih yang indah, namun ombak nya besar. Perlu berhati-hati berenang di sini, ombak nya bisa membanting kita ke pasir (untung tidak ada batu). Sangat tidak disarankan untuk yang baru belajar berenang.





Selasa, 08 Mei 2018

Keindahan Bawah Laut Raja Ampat

Raja Ampat adalah salah satu tempat wisata bahari terbaik di dunia. Menurut CNN Travel, Raja Ampat adalah tempat diving terbaik nomor lima di dunia. Untuk menuju Raja Ampat, jalur nya dari Jakarta lumayan jauh. Dari Jakarta, penerbangan harus melewati Makassar, lalu dilanjutkan ke bandara Domine Eduard Osok di  Sorong. Dari Sorong, terdapat dua pilihan, yaitu langsung terbang menggunakan pesawat kecil ke Waisai, atau dengan menggunakan perahu. Jarak dari bandara Sorong ke pelabuhan sekitar 10 menit dengan taksi. Untuk penginapan, biasanya turis menginap di salah satu dari empat pulau : Waigeo, Gam, Kri, dan Arborek. Pemilik penginapan bisa diminta menjemput kita di Waisai.  Dalam trip ini, saya menginap di pulau Gam. Harga penginapan di sini sekitar 700 ribu per malam termasuk makan 3x. Kebanyakan penginapan di sini sudah termasuk dengan makan karena agak susah mencari warung atau restoran di Raja Ampat. Listrik juga agak susah, genset hanya menyala dari sore sampai tengah malam.





Penginapan di pulau Gam dan kebanyakan penginapan lain berupa gubuk yang menjorok ke laut. Dari depan kamar, bisa langsung loncat ke air untuk snorkeling. Bahkan kadang saya melihat ikan hiu dan Lion Fish lewat persis di depan kamar, tidak perlu jauh jauh ke tengah laut. Jangan khawatir dengan hiu, hiu yang lewat adalah hiu kecil yang justru langsung kabur begitu ada seseorang masuk ke air. Saya tidak mendapatkan foto hiu di sini, mereka kabur sangat cepat. Foto Lion Fish saya dapatkan hanya di depan kamar. Sedangkan Mooray sekitar 20 meter dari penginapan.








Kegiatan yang saya lakukan tiap hari adalah freediving. Saya jarang melihat orang diving di sini, hanya di sekitar dermaga Arborek. Mungkin diving dilakukan di lokasi tersendiri. Dermaga di Arborek cukup ramai, tidak seperti di Gam. Banyak yang berenang di pantai, baik turis lokal ataupun asing. Banyak juga anak-anak warga lokal yang berenang dan bermain kano.







Pengalaman baru yang saya dapatkan di Raja Ampat adalah berburu foto Manta. Kenapa saya sebut berburu ? Karena untuk melihat Manta ternyata tidak mudah. Guide kita mengatakan hal tersebut karena ikan Manta tersebut tidak sedang makan, jadi mereka bergerak terus. Di sekitar Manta Point, kita berputar2 dahulu mencari ikan Manta. Setelah menemukan Manta, tidak bisa langsung masuk ke air, namun perahu harus cepat-cepat ke depan Manta tersebut, masuk ke air perlahan-lahan, baru menunggu Manta tersebut lewat. Kalau ikan Manta nya ternyata berubah arah, kita harus cepat cepat naik ke perahu lagi, lalu ke depan ikan Manta lagi, lalu turun lagi. Hal ini dilakukan berkali-kali sampai dapat. Agak melelahkan memang. Namun kita mendapatkan bonus. Saat sedang asik berburu Manta,  tiba2 ada lumba-lumba yang lewat. Langsung kapten kapal mematikan mesin agar lumba-lumba tersebut tak takut mendekat. Bahkan mereka sampai menempel2 ke kapal seperti sedang memeriksa.






Binatang laut unik yang saya temukan adalah Spider Jellyfish dan Hammerhead Fish. Saya tidak pernah melihat dua binatang itu di tempat lain.







Yang paling terkenal di Raja Ampat adalau pulau Wayag. Bila melihat iklan wisata Raja Ampat di televisi atau di papan iklan, itu adalah pulau Wayag. Ada bukit yang cukup tinggi di Wayag yang dari sana bisa melihat gugusan pulau unik sekitar Wayag. Sayang lokasi nya sangat jauh dan biaya nya mahal. Saya memutuskan tidak ke Wayag untuk menghemat waktu dan biaya. Gantinya, kita ke pulau Pianemo. Pianemo disebut juga little Wayag, terdapat bukit juga yang bisa melihat kepulauan sekeliling, walaupun tidak setinggi Wayag.




Selain kaya akan alam bawah laut, di raja Ampat juga terdapat binatang darat yang cukup unik. Ada Kuskus yang mencuri makanan yang kami letakkan di luar kamar. Saya juga melihat kadal, kepiting, dan laba-laba yang ukurannya lebih besar dari yang biasa ada di tempat lain.