Kamis, 08 Januari 2015

Sesi Foto Cosplay Dragon Ball


Dragon Ball adalah sebuan Manga dari Akira Toriyama. Sukses dalam komik dan anime 2D, namun secara 3D bisa dibilang gagal. Demikian juga film Live Action nya yang diproduksi oleh Amerika bisa dibilang tidak bagus. Bisa dikatakan Dragon Ball lebih cocok dalam bentuk 2D daripada 3D. Ini adalah tantangan untuk melakukan foto cosplay Dragon Ball, foto biasa-biasa akan senasib dengan film 3d atau live action nya.

Untuk membuat nuansa cosplay masih masuk dalam nuansa 2D Dragon Ball, dicoba beberapa teknik. Yang paling mudah adalah menggunakan siluet. Siluet akan merubah bentuk 3D menjadi 2D. Hasil siluet adalah tanpa detail, menimbulkan kesan misterius. Didukung pulang dengan suasana sunset yang lebih menarik bila dibikin agak gelap. Kunci dalam membuat foto siluet adalah perhatikan bentuk. Bentuk rambut super Saiyan yang unik akan lebih tampak bila difoto dari samping. Perhatikan juga exposure harus cukup cepat agar suasana sunset terjaga.  Di sini saya menggunakan exposure 1/800 di ISO 320.



Bila masih ingin detail (tidak mau siluet) dan tidak ingin bentuk 3D yang biasa2, gunakan HDR. Namun karena ingin menunjukkan konsep action di mana ada pergerakan dari model, tidak dimungkinkan menggunakan HDR biasa. Di mana HDR memerlukan pengambilan foto beberapa kali dengan posisi model yang sama persis, tidak mungkin pose menendang bisa diambil dengan sama persis. Maka digunakan teknik pseudo-HDR, di mana foto yang diambil sekali saja dalam bentuk RAW. Foto yang telah diambil dalam bentuk RAW bisa diatur lagi exposure nya, bisa dibikin sedikit lebih terang atau gelap sehingga 2 stop. Jadi 1 foto RAW dirubah jadi beberapa foto yang memiliki exposure berbeda2, lalu digabungkan lagi jadi 1 foto. Proses tersebut bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan aplikasi Photomatix.



Karakter Dragon Ball,  Goku dan Vegeta memiliki kemampuan untuk terbang. Mereka sering melakukan pertarungan sambil terbang. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik levitasi. Model nya melompat seolah-olah sedang melayang, foto diambil dengan low angle untuk menciptakan kesan model nya jauh dari tanah. Di sini teknik pseudo-HDR masih digunakan.



Bila ingin membuat kesan terbang nya jauh dari tanah, di mana model tidak mungkin melompat setinggi itu, digunakan teknik komposite. Yaitu memindahkan model ke tempat lain secara post-processing. Tetap model difoto saat melompat, namun hasil nya dipindahkan ke foto lain.



Efek lain yang ingin dibuat adalah efek Kamehameha. Yaitu tenaga dalam yang dipancarkan dari tangan untuk menyerang lawan dari jarak jauh. Tenaga dalam ini dibuat dengan menggunakan flash ke arah kamera, lalu tripod nya dihilangkan dengan photoshop. Sedangkan lawan yang terjungkal menggunakan teknik levitasi.