Senin, 17 November 2014

Travelling Pulau Pari

Kembali ke kepulauan Seribu, kali ini saya ke Pulau Pari. Ini adalah pulau di kepulauan Seribu yang paling dekat dari Jakarta yang pernah saya datangi.

Mungkin karena Sabtu tanggal merah, perjalanan dari Muara Angke kali ini tidak senyaman biasanya. Jumlah pengunjung jauh lebih ramai daripada biasanya saya ke sana. Bahkan karena macet di jalan , akhirnya kita memutuskan jalan kaki tidak jauh dari terminal muara angke. Dan kita ketinggalan kapal!!!  Untung teman saya mendapatkan kapal lain, dia punya kenalan di Muara Angke. Katanya memang kita serombongan telat semuanya,  jadi dia memutuskan untuk tidak naik kapal yang biasa, namun sewa kapal pengganti. Gabung dengan rombongan lain yang sepertinya ketinggalan kapal juga.

Sesampainya di sana, kita disambut dengan hujan. Tidak lebat, tapi cukup mengganggu. Kadang berhenti, tak lama hujan lagi. Begitu terus hingga siang. Kita makan siang saat hujan dengan perasaan khawatir hari ini tidak bisa snorkling.

Tak lama, hujan reda sekitar 15 menit. Beruntung sekali, kita sudah hampir memutuskan hari ini diam saja di rumah yang kita sewa. Namun kegembiraan tidak berlangsung lama. Mungkin karena baru hujan, air di sana keruh. Tidak bening seperti yang biasa saya temukan di kelupauan seribu. Menerapkan ilmu Free Diving yang sedang dipelajari otodidak, saya turun kira-kira sampai 5-6 meter dengan sekali ekualisasi (teknik melawan tekanan air di kedalaman tertentu di rongga telinga ),  baru terumbu karang lebih jelas dinikmati.







Sayang kita tidak ke Bintang Rama, salah satu spot snorkling / diving yang terkenal di sana Guide nya mengatakan bahwa ombaknya cukup besar hingga kita tidak bisa ke sana. Ini juga mungkin yang menyebabkan air nya agak keruh. Setelah berputar-putar 3 spot yang semua tidak jelas namanya, dan satupun tidak ada yang benar-benar bening air nya, akhirnya kami kembali dengan perasaan kecewa. Hujan juga mulai turun lagi. Yang sedikit menyenangkan adalah pelangi yang tampak cukup jelas saat hujan gerimis.




Malam nya bulan tampak besar, mungkin gara-gara hujan tadi.




Untuk perjalanan kali ini, yang paling menarik adalah suasana Sunrise nya. Ada Bukit Matahari yang memang terkenal untuk menikmati Sunrise / Sunset. Rombongan lain juga banyak sekali yang berkumpul di sini untuk menikmati Sunrise. Namun saya memilih menikmati nya dari spot lain yang sedikit berbeda. Biar tidak terlalu mainstream







Bahkan sempat lepas sandal dan masuk air hingga sepinggang untuk menikmati view seperti ini






Setelah Sunrise, ingin mencoba foto underwater lagi. Namun kali ini tidak sambil freediving, takut air nya keruh lagi seperti kemarin. Akhirnya di pantai saja.





Setelah makan , tak lama kemudian kita pulang. Perjalanan dari pulau Pari ke Jakarta adalah satu jam lebih sedikit. Sempat kaget juga ketika tiba-tiba sudah sampai di Jakarta. Biasanya paling cepat 2 jam. Sepertinya rumus untuk keindahan pulau seribut adalah makin jauh dari Jakarta, makin bagus. Di pulau Pari air nya kurang bening, dan warna langit kurang biru. Mungkin karena kurang jauh dari Jakarta